Profil Desa Kunir
Ketahui informasi secara rinci Desa Kunir mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kunir, Butuh, Purworejo. Mengupas mendalam potensi sebagai desa agraris dan sentra kerajinan anyaman bambu, dinamika sosial budaya yang guyub, serta upaya pembangunan infrastruktur di kawasan perdesaan Purworejo.
-
Sentra Kerajinan Anyaman Bambu
Memiliki identitas ekonomi kreatif yang kuat sebagai salah satu pusat industri rumah tangga kerajinan anyaman bambu (besek, kalo), yang menjadi pilar ekonomi alternatif selain pertanian.
-
Desa Agraris yang Subur
Ditopang oleh sektor pertanian padi sawah yang produktif berkat lahan subur dan dukungan irigasi, berfungsi sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Butuh.
-
Komunitas Guyub dan Gotong Royong
Masyarakatnya memegang teguh nilai-nilai kebersamaan, yang tecermin dalam tradisi gotong royong yang kuat, terutama dalam pembangunan fasilitas umum dan kegiatan sosial.
Desa Kunir, sebuah komunitas yang hidup dan berkembang di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, menampilkan sebuah harmoni yang indah antara ketekunan agraris dan ketangkasan tangan-tangan kreatif. Lebih dari sekadar desa pertanian, Kunir telah mengukir identitasnya sebagai salah satu sentra kerajinan anyaman bambu yang paling dikenal di wilayahnya. Di tengah hamparan sawah yang menjadi sumber pangan, denyut nadi ekonomi kerakyatan berdetak kencang dari rumah-rumah warganya, merajut helai demi helai bambu menjadi produk bernilai guna dan ekonomi. Profil ini akan mengupas secara komprehensif berbagai lapisan kehidupan di Desa Kunir, dari kondisi geografis, demografi, tata kelola pemerintahan, hingga sinergi unik antara pertanian dan kerajinan yang menopang kemandirian warganya.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Kunir terletak di kawasan dataran rendah yang subur di Kecamatan Butuh. Wilayahnya didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan, khususnya rumpun-rumpun bambu yang menjadi bahan baku utama bagi industri kerajinan lokal. Berdasarkan analisis peta wilayah, batas-batas administratif Desa Kunir meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Wironatan, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Lubang Lor, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lubang Kidul dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sruwohrejo.Menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo dalam publikasi "Kecamatan Butuh dalam Angka", luas wilayah Desa Kunir tercatat 1,29 kilometer persegi atau 129 hektare. Sebagian besar dari lahan ini dimanfaatkan sebagai sawah beririgasi dan tegalan. Keberadaan rumpun bambu yang tumbuh subur di pekarangan dan tepi-tepi sungai tidak hanya berfungsi sebagai penahan erosi tetapi juga menjadi aset ekonomi yang tak ternilai bagi masyarakat setempat.Dari aspek demografi, data BPS mencatat jumlah penduduk Desa Kunir sebanyak 2.288 jiwa. Dengan perbandingan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduk desa ini berada di angka sekitar 1.774 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini tergolong tinggi, menandakan sebuah komunitas yang padat dan telah lama bermukim. Struktur mata pencaharian penduduknya sangat khas: mayoritas adalah petani, namun hampir setiap rumah tangga juga memiliki keterampilan dan terlibat dalam industri anyaman bambu, menjadikannya sebagai sumber pendapatan ganda yang saling melengkapi.
Struktur Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Kunir berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat. Pemerintah Desa, yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur, dan Kasi, memegang peran sentral dalam memfasilitasi pembangunan dan pelayanan publik. Salah satu fokus utama pemerintah desa adalah mendukung pilar ekonomi warganya. "Kami terus berupaya memfasilitasi para perajin bambu, baik melalui pelatihan, bantuan peralatan, maupun membuka akses pasar yang lebih luas. Di sisi lain, menjaga produktivitas pertanian juga tetap menjadi prioritas utama kami," ungkap salah seorang aparatur desa. Program-program yang didanai melalui Dana Desa seringkali diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung kedua sektor tersebut, seperti perbaikan jalan usaha tani dan jalan lingkungan.Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi sebagai lembaga legislatif yang menyalurkan aspirasi masyarakat dan menjadi mitra kritis bagi pemerintah desa. Sinergi antara BPD dan Pemerintah Desa menjadi kunci dalam menciptakan kebijakan yang pro-rakyat. Di luar itu, lembaga kemasyarakatan menunjukkan peran yang sangat aktif. Kelompok perajin bambu seringkali menjadi wadah untuk berbagi informasi dan teknik, sementara kelompok tani (poktan) fokus pada peningkatan hasil pertanian. Tim Penggerak PKK juga sangat vital, terutama dalam menggerakkan industri rumahan yang mayoritas pelakunya adalah kaum perempuan.
Potensi Ekonomi: Sinergi Pertanian dan Kerajinan Bambu
Perekonomian Desa Kunir berdiri kokoh di atas dua pilar utama yang saling menopang: pertanian dan kerajinan anyaman bambu. Sebagai desa agraris, Kunir memiliki lahan sawah yang produktif dan menjadi bagian dari lumbung pangan Kecamatan Butuh. Para petani menanam padi sebagai komoditas utama, dengan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan dijual ke pasar.Namun yang menjadi keunggulan komparatif dan identitas unik Desa Kunir adalah industri kerajinan anyaman bambu. Keterampilan menganyam telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Hampir di setiap teras rumah, можно melihat aktivitas warga, terutama para ibu dan orang tua, yang dengan cekatan merangkai irisan-irisan tipis bambu menjadi berbagai produk fungsional. Produk utama yang dihasilkan antara lain adalah besek (wadah makanan tradisional), kalo (saringan santan), serta berbagai jenis keranjang dan perkakas rumah tangga lainnya.Kerajinan ini merupakan model ekonomi kerakyatan yang tangguh. Ia tidak memerlukan modal besar, bahan baku tersedia melimpah di sekitar desa, dan dapat dikerjakan di sela-sela waktu mengurus rumah tangga atau bertani. Produk-produk dari Kunir telah dipasarkan secara luas ke berbagai pasar tradisional di Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, bahkan hingga kota-kota besar lainnya, biasanya melalui jaringan pengepul yang rutin datang ke desa. Industri ini tidak hanya memberikan pendapatan tambahan yang signifikan, tetapi juga menjaga warisan budaya dan keterampilan lokal agar tidak punah.
Kehidupan Sosial Budaya yang Guyub
Masyarakat Desa Kunir dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Semangat guyub rukun (hidup rukun dan harmonis) menjadi perekat sosial yang sangat kuat. Hal ini terbukti dari berbagai kegiatan komunal yang sering dilakukan. Salah satu contoh nyata adalah pembangunan infrastruktur seperti jembatan atau jalan rabat beton yang seringkali dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat. Warga dengan sukarela menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan bersama, sebuah cerminan dari modal sosial yang masih sangat hidup.Sebagai masyarakat yang religius, kehidupan keagamaan menjadi pusat dari berbagai aktivitas sosial. Masjid dan mushola tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan (TPA), musyawarah, dan kegiatan perayaan hari besar Islam. Tradisi-tradisi seperti kenduri, tahlilan, dan nyadran (ziarah kubur jelang Ramadan) masih dilestarikan sebagai bagian dari kearifan lokal yang mempertemukan nilai-nilai agama dan budaya. Keterampilan menganyam yang diwariskan secara komunal juga menjadi sarana interaksi sosial, di mana warga saling belajar dan berbagi cerita sambil bekerja.
Penutup: Merajut Masa Depan yang Lebih Sejahtera
Desa Kunir adalah sebuah teladan inspiratif tentang bagaimana sebuah desa mampu membangun kemandirian ekonomi dengan mengoptimalkan potensi lokalnya. Sinergi antara lumbung padi yang menjamin ketahanan pangan dan industri anyaman bambu yang menggerakkan ekonomi kreatif menjadi formula keberhasilan mereka. Ketangguhan ini ditopang oleh fondasi sosial yang kokoh, yaitu semangat gotong royong dan kebersamaan yang terus dirawat.Tantangan ke depan bagi Desa Kunir adalah inovasi dan regenerasi. Di sektor kerajinan, diperlukan inovasi desain produk agar bisa menembus pasar yang lebih modern dan meningkatkan nilai jual. Di sisi lain, regenerasi perajin menjadi isu penting untuk memastikan keterampilan ini tidak terputus di generasi muda. Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan semangat warganya yang tak pernah padam, Desa Kunir memiliki segala potensi untuk terus merajut masa depannya menjadi lebih cerah, sejahtera, dan tetap berakar pada budayanya yang luhur.
